![]() ![]() ![]() ![]() |
Mengapa Kita Harus Berbeda?
Sabtu, 26 Oktober 2013 | <
$BlogItemDateTime$> | >0 star
“hai” sapaan yang lembut terdengar dari bibirmu hampir di
setiap pagi. Bahkan setelah pulang sekolah kamu selalu menyapaku lewat pesan
singkat, sebuah percakapan yang sangat indah semakin hari semakin nyaman
terasa. Hingga aku merasa kehilangan jika tak ada pesan darimu. Semua berjalan begitu sempurna sehingga
membuatku terlena dan tak sadar bahwa kita berada di perbedaan yang sangat besar. Awalnya aku tak peduli dan
menganggap bahwa perbedaan kita ini tak ada artinya. Beberapa minggu berlalu
dan kini aku sudah menjadi milikmu. Saat bersamamu aku merasa seperti akulah
wanita terbahagia didunia kini. Lengkap tak ada kurang. Aku punya keluarga yang
begitu menyayangiku, teman yang begitu peduli kepadaku dan tak akan terlupakan
bahwa kini aku punya kamu yang selalu mewarnai hariku. Semua terasa begitu
indah,hingga aku tak menghiraukan semua perkataan teman-temanku tentang
perbedaan kita. Aku mungkin bodoh karena kini aku sedang terjebak dalam sebuah
cinta yang seakan membuat semua tentang kamu terlihat begitu sempurna.
Namun tiba-tiba semua yang aku takutkan terjadi, kamu mulai memikirkan
tentang perbedaan ini. Awalnya aku fikir kamu akan tetap mempertahankan aku
sampai akhirnya kata “putus” terucap manis namun menyakitkan dari bibirmu. Kau
bilang ini bukan mau mu dan kamu terpaksa melakukan hal ini karena orang tuamu.
Aku tau dan aku sadar bahwa tak akan ada satupun orang tua yang setuju dengan
perbedaan ini. Bukan hanya orang tuamu,sebelumnya orang tuaku juga melarang
tapi aku mencoba untuk tetap mempertahankan kamu kan?,tapi mengapa kamu tak
demikian? Seakan-akan kamu dengan gampangnya menerbangkan balon kesayangamu
yang sebelumnya kamu pegang erat dan bahkan tak jarang kamu peluk. Setau aku kamu
adalah seseorang yang gigih dan keras
kepala untuk mendapatkan keinginanmu,namun mengapa kamu tak memperjuangkan aku
seperti aku memperjuangkan kamu? Apakah aku tak pantas untuk diperjuangkan?
Atau bagaimana? Walau sebenarnya memang
aku tau bahwa kita tak akan selamanya bersama,namun tak bisakah kamu sedikit
saja memperjuangkan aku sampai hubungan ini setidaknya rusak bukan karena hal
ini? Ah tapi sudahlah semua perkataanku juga tak akan merubah semua keputusanmu
Namun sering aku berfikir mengapa
norma agama harus membedakan kita, sehingga kita memiliki sekat dan jarak, membuatnya
terpaksa tak bisa bersatu, dan akhirnya membuat kita (terpaksa) harus berpisah.
Sebenarnya, apa salahku dan salahmu? Kita tidak pamer kemesraan seperti
pasangan-pasangan tolol lainnya, kita juga tak membuat video mesum sebagai
sebab terjadinya zinah, kita tak melanggar norma asusila, tapi mengapa di mata
semua orang kita terlihat tetap saja salah?
Label: Cerpen |